PENGEMBANGAN ORGANISASI DENGAN ICT
A. Pengertian ICT
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) berasal dari bahasa Inggrisyaitu Information and
Communication Technologies (ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup
seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT
mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan
teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan
alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke
lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah
dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi
mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah
ICT muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat
keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad
ke-20.
Menurut Fitrihana (2007), ICT adalah sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi.
Ada tiga kata yang harus kita pahami sebelumnya, yaitu:
Menurut Fitrihana (2007), ICT adalah sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi.
Ada tiga kata yang harus kita pahami sebelumnya, yaitu:
- Information (informasi) : hasil dari data yang diolah dan menerangkan sesuatu serta berguna bagi yang mengetahuinya.
- Communications (komunikasi) : pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara 2 pihak atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
- Technology (teknologi) : kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis.
B. Peranan Teknologi Informasi Dalam
Organisasi
Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan, alat-alat,
teknik dan kegiatan yang digunakan untuk mengubah input menjadi output. Karena
itu dapat dikatakan bahwa teknologi meliputi seluruh proses transformasi yang
terjadi dalam organisasi, menyangkut mesin-mesin yang digunakan, pendidikan dan
keahlian karyawan, serta prosedur kerja yang digunakan dalam pelaksanaan
seluruh kegiatan (Lubis & Husaini : 1987 : 96).
Teknologi dalam organisasi memiliki peranan utama dalam
mempelajari sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi
terhadap struktur organisasi. Dalam teori organisasi yaitu dengan prinsip
ketergantungan (contingency), menyatakan bahwa karakteristik organisasi
mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor teknologi yang pada akhirnya
berkembang menjadi pendekatan modern dalam teori organisasi. Menurut James
Thomson, teknologi organisasi tidak didasarkan pada penyelidikan yang dilakukan
dilapangan, melainkan merupakan suatu pembahasan teoritis yang disusun
berdasarkan landasan-landasan pemikiran yang telah muncul sebelumnya.
Thomson
mengelompokkan teknologi organisasi menjadi 3 jenis, yang masing-masing
menggambarkan jenis hubungan yang terjadi dengan konsumen maupun jenis kegiatan
internal yang terjadi dalam organisasi, yaitu :
- Teknologi perantara (mediating technology),
digunakan untuk menghubungkan beberapa klien yang satu sama lain tidak dapat dihubungkan secara langsung, misalnya jika hubungan langsung tersebut memerlukan ongkos yang besar ataupun karena terlalu rumit untuk dilaksanakan.
- Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology)
pada jenis teknologi ini kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan. Hasil dari suatu kegiatan menjadi input bagi kegiatan berikutnya, berurutan, hingga akhirnya produk siap untuk digunakan oleh konsumen.
- Teknologi intensif (intensitive
technology)
teknologi intensitif merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang keseruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi intensif ini umumnya digunakan pada kegiatan yang mempunyai akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien mengalami perubahan.
Menurut
G.R. Terry, terdapat 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah
organisasi, yaitu:
- Fungsi Operasional : membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping, karena telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.
- Fungsi Monitoring and Control : keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para pimpinan di organisasi terkait.
- Fungsi Planning and Decision : keberadaan teknologi informasi dianggap sebagai enabler dari rencana organisasi dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan organisasi yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang organisasi yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut.
- Fungsi Communication : secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu organisasi dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
- Fungsi Interorganisational : merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah organisasi lain.
C. Pemanfaatan Teknologi Dalam
Organisasi
Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan
operasional organisasi akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya
dari efisiensi kerja tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal,
antar unit, maupun keseluruhan institusi. Pengelolaan administrasi kerja
berbasis teknologi informasi juga harus mempertimbangkan pengembangan sumber
daya manusia (SDM) untuk mendukung optimalisasi pada pemanfaatan atau
implementasi teknologi informasi yang bertahap yang dimulai dengan perencanaan,
pengembangan, ahli kelola, operasional sampai dengan tahap pemeliharaan.
Dengan adanya teknologi informasi, maka produktivitas suatu
organisasi atau perusahaan akan meningkat, serta dapat membuat model bisnis
yang sulit ditiru oleh pesaing, karena pada dasarnya peranan teknologi
informasi bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal tersebut
disebabkan karena masing-masing organisasi atau perusahaan memiliki strategi
yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu organisasi atau
perusahaan juga berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan
kualitas informasi, pengawasan kinerja organisasi atau perusahaan menggunakan
teknologi informasi baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk
mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk
penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi.
Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi informasi
memiliki dampak positif yang secara umum adalah terjadi efisiensi waktu dan
biaya yang secara jangka panjang akan memberikan keuntungan ekonomis yang
sangat tinggi. Oleh karena itu, pengoperasian secara optimal juga harus
diperhatikan, agar semua perangkat teknologi informasi bersifat multi fungsi
sehingga dalam pengembangan selanjutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat.
Berdasarkan
struktur organisasi, pemanfaatan teknologi informasi diklasifikasikan menjadi 3
kategori, yaitu:
1. Perbaikan
efisiensi : Pemanfaatan
teknologi informasi untuk perbaikan efisiensi diterapkan pada level operasional
organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan
penurunan waktu dan biaya proses.
2. Perbaikan
efektivitas : Pemanfaatan
teknologi informasi untuk perbaikan efektifitas diterapkan pada level
manajerial organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi
diukur dengan kemudaan dan kecepatan memperoleh status pencapaian target
organisasi.
3. Strategic Improvement : Pemanfaatan teknologi informasi
untuk strategic improvement (perbaikan daya saing) diterapkan pada level
eksekutif organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur
dengan kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh eksekutif.
D. Perkembangan ICT dengan Organisasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang sangat
pesat. Meskipun secara personal hal ini sangat menyenangkan, tetapi bagi sebuah
organisasi yang mengimplementasikan TIK, kepesatan ini juga menambah beberapa
tingkat kompleksitas dalam manajemennya. Pilihan untuk terus mengikuti
kepesatan perkembangan, adalah pilihan yang mengandung banyak konsekuensi.
Kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, kemampuan perangkat keras
beradaptasi dengan perkembangan, kemampuan perangkat lunak untuk saling
berkomunikasi, kemampuan penyediaan dana, atau kesiapan kultur kerja
organisasi, hanyalah sedikit dari banyak konsekuensi yang segera muncul ketika
pilihan itu didiskusikan. Akan tetapi pilihan harus segera dijatuhkan dan
dijalani, mengingat struktur TIK yang tradisional sudah dipastikan tidak akan
mampu mengikuti kontinuitas perkembangan TIK, yang harus segera diketahui,
dikuasai dan dikelola untuk kepentingan organisasi.
http://ardianonymous.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-fungsi-itc.html
Komentar
Posting Komentar